Negara Myanmar Masih Belum Membuka Pintu Bagi Wisatawan Asing Karena Efek Pandemi Covid-19 dan Kudeta

Jakarta - Usai pandemi COVID-19 melandai, sebagian besar negara di Asia Tenggara mulai membuka pintu turis asing supaya bisa masuk ke negaranya. Tapi tidak untuk Myanmar.

Negara ini sudah mengumumkan bahwa mereka berharap bisa menyambut turis asing pada tahun 2022.

Myanmar menutup perbatasannya bukan hanya karena untuk menekan angka penyebaran COVID-19, mereka juga masih menghadapi efek samping dari kudeta yang terjadi pada Februari 2021.

Lalu Jika Masalah Seperti itu, Siapa yang Mau Datang ke Myanmar?


Angka COVID-19 di sana meningkat dan juga masih terasa suasana yang kurang nyaman akibat kudeta, akankah ada yang mau datang ke Myanmar ketika pintu untuk turis asing mulai dibuka?

Dilansir CNN Traveling, pemerintah telah menjelaskan kalau nantinya pintu untuk turis asing dibuka, akan tetap mematuhi peraturan COVID-19 yang ada.

"Kami berencana untuk membuka kembali pariwisata untuk turis asing yang sudah divaksinasi. Dan semua rencana akan disiapkan dengan sangat baik agar perjalanan mereka di Myanmar tetap aman dan nyaman," kata humas Kementerian Pariwisata Myanmar, Zeyar Htun.

Semua aturan untuk rencana pembukaan pintu turis asing berada di situs Kementerian Pariwisata Myanmar, namun sayangnya aturan tersebut belum terlalu jelas.

Selain turis asing, ada juga warga keturunan Burma yang ingin berkunjung ke Myanmar untuk melihat keluarganya, sedangkan umat Buddha ingin berkunjung ke kuil suci di negara tersebut. Bukan hanya itu, para pebisnis juga ingin ke Myanmar untuk membicarakan pekerjaan mereka.

Namun sayangnya, beberapa negara melarang warganya untuk berkunjung ke Myanmar dengan alasan COVID-19 dan belum pulihnya keadaan Myanmar usai terjadinya kudeta.

Beberapa Fasilitas yang Mendukung Pariwisata di Myanmar Tutup


Ketika para turis asing kembali mendatangi Myanmar, mungkin mereka akan melihat perubahan besar yang terjadi di sana. Infrastuktur mulai melemah, banyak bisnis yang tutup, dan kini industri pariwisata dijalankan oleh jenderal militer junta.

Tyler Dillon, perencana pariwisata, mengatakan rekannya di Myanmar memberi tahu bahwa mereka sering terkena pemadaman listrik dan pemutusan net. Tentunya itu akan menyulitkan para turis asing yang datang ke Myanmar.

Resort Kempinski Nay Pyi Taw, merupakan salah satu resort bintang lima di Myanmar yang tutup untuk sementara dan tidak ada keterangan mengapa, serta sampai kapan.

Selain itu, ada Pandaw yang merupakan perusahaan pelayaran sungai Asia Tenggara yang membuat wisata Sungai Mekong, memutuskan untuk menutup permanen perusahaannya di Myanmar setelah lebih dari 25 tahun beroperasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengunjungi Desa Tieng di Wonosobo, Pemandangan Alam Yang Eksotis Bagai Negeri di Atas Awan

Desa Coumboscuro di Italia Sangat Unik, Warganya Justru Memekai Bahasa Prancis

Berwisata di Taman Hiburan Tertua Didunia Yaitu Taman Bakken di Denmark Yang Dibuka Sejak Tahun 1583